Rabu, 09 Mei 2012

AYAM GORENG PRESTO

Ayam Goreng Presto merupakan hasil pengolahan ayam menggunakan panci khusus yang disebut panci presto. Setelah dilunakkan menggunakan panci presto, ayam kemudian digoreng. Ayam goreng presto memiliki daging dan tulang yg lebih lunak daripada ayam goreng biasa. Bumbu-bumbu yang digunakan pada saat pembuatannya menjadikan ayam goreng presto hidangan lezat yg mudah dimakan tanpa harus memisahkan tulang dari daging.

BAHAN dan CARA MEMBUAT

Ayam Goreng Presto dibuat dari 1 ekor ayam utuh, 2sdm air jeruk nipis, 1 batang serai yg sudah dimemarkan, 2 lmbr daun salam, 3 cm lengkuas, 1 cm jahe dan 800 ml santan

Bumbunya terdiri dari 1 sdt ketumbar sangrai, 6 siung bawang putih, 4 buah bawang merah, 3 butir kemiri sangrai, 2cm kunyit bakar, 1 sdm garam dan 1/2 sdt gula pasir.
Caranya sbb:
- Potong ayam menjadi beberapa bagian, kemudian lumuri seluruh bagian ayam dengan air jeruk nipis. Diamkan sekitar 20 menit dalam lemari pendingin. Angkat kemudian tiriskan
- Campur santan menggunakan bumbu yang telah dihaluskan, aduk rata. Setelah itu rendam ayam dalam campuran santan dan bumbu selama satu jam
- Masukkan ayam ke dalam panci presto. Rebus selama dua jam hingga ayam dan tulangnya empuk
- Angkat kemudian tiriskan. Setelah itu goreng ayam hingga matang
Ayam presto yang dimasukkan dalam wadah tertutup rapat tahan hingga dua hari sebelum digoreng. Sementata ayam goreng presto dapat bertahan selama tiga hari. Hanya saja, setiap hari harus dihangatkan dengan cara digoreng kembali selama 2-3 menit.

TIPS
- Gunakan ayam berkualitas dan segar
- Perhatikan kebersihan dalam setiap tahap pengolahan

Yang dibutuhkan:
- Bahan Baku ayam segar
- Bahan Kemasan styrofoam atau kertas nasi
- Peralatan seperti panci presto, kompor.
- Tenaga Kerja

ANALISA BEP
- Biaya Investasi (peralatan) Rp 2.000.000
- Biaya Operasional (bahan baku, gaji pegawai) Rp 7.000.000
- Omzet per bulan (56potong x Rp 5000/ptg x 30 hari)Rp 8.400.000
- Laba Rp 1.400.000
- Balik Modal (BEP) sekitar 2 bulan

Resiko
Jika menjual di toko/ rumah sendiri, salah satu resikonya adalah berkurangnya pembeli akibat cuaca tidak mendukung seperti misalnya pada saat hujan, banyak orang malas keluar rumah. Kita harus atasi dengan delivery atau pemesanan lewat telephone dan diantar ke rumah. Resiko lainnya adalah berkaitan dengan tidak stabilnya pasokan bahan baku, karena itu sebaiknya pasaokan bahan baku tidak hanya didapatkan dari satu sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar