Sekarang Indonesia sedang digalakan untuk memakan-makanan yang berprotein
tinggi salah satunya adalah belut. Namun belut masih sulit dan jarang
di dapatkan dalam pasar–pasar karena belum banyak yang berbudidaya. Peluang
inilah yang menggiurkan untuk digarap, dan berpotensi kearah ketahanan
pangan dan swasembada belut. Belut dengan kandungan protein sampai 74
persen adalah sangat bermanfaat bagi kecerdasan anak dan cucu kita ke
depan. Paradigma berpikir bahwasannya belut dapat berkembang hanya di
Lumpur harus dihilangkan. Inti dari itu hewan transeksual ini dapat
hidup karena ada air yang sehat.
Cara budidaya belut ini cukup sederhana,
dapat dilakukan ditempat yang tidak memakan lahan banyak seperti di
terpal, Seng, di drum yang tidak digunakan atau kolam permanen dll.
Kalau ingin terjun menekuni budidaya belut hal yang diperhatikan adalah
bibitnya, ciri-ciri belut yang baik antara lain pilih bibit belut yang
berukuran “fiberling” seukuran batang rokok/pena seragam waktu
pengiriman jangan terlalu lama maksimal 1 jam mengurangi stressing.
Pilih belut yang berwarna cokelat kekuningan (oranye) berdada kuning,
atau kecoklatan bening dan bertutul hitam. Apabila dipegang/ diangkat
tidak melengkung lemas.
Ditempat penampungan kepala tidak mendongok ke atas dan tenang tetapi
bergerak aktif posisi tetap dibawah dan dalam air. Kalau mau mengambil
nafas mereka menjulurkan hidungnya keluar air langsung kembali ke dalam
air dengan cepat. Warna disekitar insang cerah. Posisi perutnya masih
dibawah jangan memilih belut yang sudah terlentang dipastikan tidak lama
akan mati. Tidak luka atau cacat karena terkena penjepit/ pancing atau
alat waktu
menangkap. Pilihlah bibit belut yang dapat besar yakni berwarna
kekuning-kuningan, coklat cerah bening, ada toto-totol hitam
samar-samar, coklat agak kehijauan disekujur tubuhnya, kepala djendol
dan dipunggug bagian ekor bergaris berwarna kuning cerah ada batikan/
motif terlihat jelas dibagian ekor. Bagian kepala ada corat coret
berwarna kuning terlihat jelas, bibit yang punggungnya berwarna coklat
kehitaman tetapi berdada kuning.
Budidaya belut di air jernih sangat efisien dan sangat menguntungkan.
Caranya belut dari bibit tangkapan diadaptasikan dahulu ke dalam kolam
yang komposisinya Lumpur yang nglenyet sedalam lutut orang dewasa,
diatasnya gedebok pisang yang benar-benar busuk, diatasnya di taruhi
jerami padi setelah itu diatasnya di kasih air jernih. Setelah satu
bulan di taruh di kolam mediasi itu kemudian bulan keduanya Lumpur
dikurangi tiap hari sampai habis, belum tidak kaget serta jadi terbiasa
hidup diair jernih.
Pemberian pakan pokok yang disatrankan jumlah minimal perhari bulan
pertama cacing merah dengan yuyu, bulan kedua dipakani cacing merah,
cacahan keong, cacahan anak katak, cacahan ikan, bulan ke tiga diberi
pakan keong separo dan anak katak, pada bulan ke empat sampai panen
keong utuh dan anak katak utuh. Penggantian air rutin pada saat
pemberian pakan yuyu, selama pemberian pakan keong pergantian air
dilakukan seminggu sekali kita tetap menjaga air tetap jernih jangan
sampai keruh karena pembusukan pakan.Budidaya belut masih potensial
selain pangsa pasarnya masih terbuka, belut yang mengandung protein
besar sangat digemari dari restoran warung makan cafe,
swalayan atau pasar luar negeri. Untuk satu kilogramnya dipasaran
mencapai 35 ribuan, kalau dijual ke pengepul mencapai 20 ribuan. Dari
bibit satu kintal bisa menghasilkan 1 ton belut panen. Modal 25juta
dalam empat bulan dapat menghasilkan uang 60jutaan keuntutngan bersih
setelah dikurangi beban bisa mencapai 20juta, jumlah angka yang
menggiurkan.
Sumbangan artikel dari :
Harmono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar