Limbah industri kain batik biasanya menjadi masalah di masyarakat. Tetapi di tangan Tintin Agustina, kain potongan atau perca yang tidak berguna tersebut disulap menjadi untung yang menjanjikan. Perajin asal Bandung ini sudah menekuni bisnis kain perca batikini sejak tahun 2009, dengan membuka usahanya di Bandung Jawa Barat. Dia memproduksi bed cover, tas, sarung bantal, tutup galon, taplak kulkas, dan sajadah berbahan dasar potongan kain batik sisa pabrik.
Potongan kain-kain itu disambung satu per satu dengan dijahit manual. Dia bisa meraup omzet rata-rata Rp20.000.000 hingga Rp30.000.000/bulan. Laba bersih yang didapat lebih dari 10%.
Untuk mendapatkan pelanggan, ia memasarkan produknya secara online, pameran, dan menitipkannya di SMESCO UKM Gallery di Jakarta. Selain di Bandung sendiri, pelanggannya juga ada yang dari Jakarta, Aceh dan Pontianak. Demi kelancaran produksi, Tina saat ini mempekerjakan 10 karyawan lepas. Adapun limbah kain batik didapatnya dari pabrik batik dari Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar