Ahmad Usman sukses merintis usaha ternak dan meraih penghargaan nasional mewakili Sulsel.
USAHA ternak membawanya meraih prestasi nasional. Uasaha Ahmad Usman, kini menjadi percontohan di Sulsel.Usai bertemu di kantor bidang peternakan dinas pertanian dan peternakan Bantaeng, Ahmad Usman, ketua kelompok tani ternak berprestasi "Terbit Terang" mengajak wartawan menyaksikan langsung lokasi peternakannya.
Peternakan dimaksud terletak di Dusun Sappannyang Desa Nipa-nipa Kecamatan Pajukkukang Bantaeng. Butuh waktu sekira 20 menit dari kota Bantaeng ke lokasi tersebut.
Rumah ayah dari tiga anak ini terlihat sangat sederhana. Tak berbeda dengan rumah petani lain di sekitar dusun Sappannyang. Bertipe rumah panggung dengan ukuran yang terbilang mungil. Namun, siapa sangka, di belakang rumahnya yang sederhana berdiri lokasi peternakan yang telah membawa nama Bantaeng hingga ke tingkat nasional.
Usman pun berbincang santai dengan wartawan perihal kelompok tani ternak yang dirintisnya. Dia mengaku, sebelum merintis kelompok ini, dia mengamati dan mempelajari terlebih dahulu perkembangan pertanian dan peternakan di Bantaeng dan Sulsel. "Saya seorang petani yang mengerjakan beragam pekerjaan. Seperti menanam padi, jagung, dan sebagainya. Kemudian saya melihat ada prospek besar dengan peternakan," kisahnya, mengawali pembicaraan.
Kenapa saya katakan prospeknya besar, lanjut dia, karena saya juga beternak dengan mengembangkan sapi. "Harga sapi waktu itu mencapai 2 jutaan per ekor. Saya kemudian mengajak teman-teman dan tetangga untuk membangun
kelompok peternakan tahun 2007. Kami pun mengawalinya dengan mengambil kredit peternakan," ungkapnya.
Dalam perjalanannya, Usman dan rekan-rekannya berpikir bagaimana menambah populasi peternakan. "Kami berkumpul dan mengajukan proposal. Waktu itu sekitar bulan Mei 2009, proposal kami tujukan pada bupati dan Alhamdulillah bulan November proposal tersebut terealisasi dengan bantuan satu paket berupa rumah kompos, mesin pencacah, kendaraan operasional, dan sepasang sapi dengan kandangnya," urai suami dari Hudaedah ini.
Untuk melancarkan usaha peternakan tersebut, mereka pun mengembangkan pakan buat ternak sapi berupa rumput gajah. Karena itu mereka mengembangkan rumput gajah. Ada rumput gajah lokal dan rumput gajah mini dari Unhas.
"Sebenarnya ada lima macam rumput gajah yang kami siapkan. Namun hanya yang dua tadi yang saya hafal namanya," ujarnya, polos.
Atas kerja sama masyarakat, lanjutnya, akhirnya semua bisa berjalan. "Mengapa masyarakat, karena atapnya adalah bantuan pemda, sedangkan kayunya adalah swadaya masyarakat yang tak lain anggota kami. Saya pun dengan suka rela menanggung biaya untuk kayu pembuatan kandang peternakan," kisahnya.
Baru-baru ini, tepatnya 6 Desember 2011 atas nama kelompoknya, Ahmad Usman diundang oleh presiden untuk mendapatkan penghargaan ketahanan pangan adi karya pangan Nusantara di istana negara. Prestasi yang mereka raih bukan sesuatu yang mudah. Saat ini mereka pun cukup disibukkan oleh tamu-tamu yang hendak meneliti atau sekedar melihat langsung lokasi pengembangan ternaknya. Selain beternak, kelompok tani ini juga mengembangkan pupuk kompos dan biogas.
BiogasKebersihan kandang menjad hal penting bagi peternak. Karena itu, tiap hari bahkan setiap kali sapi dikeluarkan dari kandangnya, setiap anggota diwajibkan membersihkan kandang sapi miliknya.
Aturan itu diterapkan bukan sekedar hendak menjaga kebersihan atau meraih penghargaan semata, namun kebersihan itu juga untuk menjaga kesehatan hewan.
Untuk kepentingan kebersihan kandang mereka merancang pipa biogas yang bisa dimanfaatkan bersama.
Kandang yang disiapkan kelompok ini ada dua jenis, yaitu kandang induk (untuk pengembangan dan pembibitan) dan kandang plasma (untuk pembesaran).
Kapasitas kandang induk mampu menampung hingga 35 ekor sapi. Sedangkan kandang plasma berisi 5 ekor. Kandang plasma sendiri berarti kandang penggemukan. Kandang ini digunakan oleh anggota yang tergabung di Terbit Terang. Kandang Plasma yang dibina sebanyak 6 buah dengan jumlah sapi perkandang sebanyak 5 ekor. Jadi jumlah sapi di kandang plasma mencapai 30 ekor.
Jumlah sapi di lokasi ini berjumlah 57 ekor denga usia kurang lebih 1 tahun. Dalam setahun, kata Usman, dari 35 ekor menjadi 57 ekor sapi. "Jika semua peternak Bantaeng, dan Sulsel pada umumnya, populasinya begitu cepat,
kami yakin bahwa program pemerintah pencapaian 1 juta ekor sapi pada 2014 bisa tercapai. Bahkan hingga 2 juta ekor bisa kita raih jika semua kelompok tani ternak bekerja dengan baik," ungkapnya. (Nursam)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar